Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah lulus SMA menjadi suatu keinginan yang umum di kalangan masyarakat. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa kuliah adalah hal yang sangat menyenangkan karena dapat mengasah potensi otak serta membuka peluang karir yang lebih baik di masa depan. Namun, tidak semua orang bisa mewujudkan keinginan untuk berkuliah, terutama jika orang tua tidak mengizinkannya.

Sebagai seorang perempuan, penulis dalam berbagai kesempatan mengalami penolakan dari orang tua untuk berkuliah. Namun, setelah meyakinkan ibu dengan kalimat “jika ada usaha, pasti ada jalan”, penulis akhirnya diizinkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dalam prosesnya, penulis menemukan sosok dosen favorit yang sangat mempengaruhi perjalanan kuliah dan kehidupannya secara umum.

Tentunya, setiap mahasiswa memiliki kriteria dosen favoritnya masing-masing. Bagi penulis, sosok dosen favorit tidak hanya memiliki keahlian profesional dalam bidangnya, namun juga memiliki akhlak dan adab yang baik serta berwibawa. Kriteria tersebut berhasil ditemukan oleh penulis pada sosok Pak Arif Mubarok, seorang dosen yang mengajar di perguruan tinggi yang sama dengan penulis.

Melalui pengajaran yang disampaikannya, Pak Arif Mubarok berhasil memberikan pengaruh positif bagi penulis. Secara umum, Pak Arif Mubarok tidak menuntut mahasiswa dengan keras, namun justru memahami keadaan mahasiswa dan memberikan respon yang cepat terhadap setiap pertanyaan yang diajukan. Selain itu, penulis merasa bahwa beliau memiliki kemampuan untuk menjelaskan materi secara sederhana serta memberikan contoh yang mudah dipahami oleh mahasiswa.

Tidak hanya dalam hal pengajaran, Pak Arif Mubarok juga sering memberikan nasehat dan insipirasi kepada mahasiswa. Hal ini membuat penulis semakin tertarik untuk bertemu dengannya dan meminta saran dalam berbagai hal terkait akademik dan kehidupan sehari-hari.

Pada awalnya, ketika menghadiri sidang skripsi temannya, penulis tidak menyangka bahwa Pak Arif Mubarok akan menjadi sosok dosen favoritnya di masa depan. Namun, setelah semakin lama mengenalnya dan berinteraksi dengan beliau, penulis merasakan bahwa Pak Arif Mubarok memiliki kemampuan dan kriteria yang diinginkannya dari seorang dosen favorit.

Bagi penulis, Pak Arif Mubarok adalah sosok dosen yang “perfect + paket komplit”. Kriteria yang diinginkan seperti profesionalitas, akhlak dan adab yang baik, serta berwibawa dapat ditemukan pada beliau. Selama kuliah, penulis selalu memberikan argumen dan kritik yang membangun pada Pak Arif Mubarok, dan beliau pun selalu memberikan respon yang baik dan memperhatikan keinginan penulis.

Hingga saat ini, penulis tetap memiliki hubungan erat dengan Pak Arif Mubarok. Bahkan, ketika ada orang yang berbicara hal negatif tentang beliau, penulis siap membela serta mempertahankan reputasi beliau sebagai seorang dosen yang baik. Seperti kata penulis, “Sosok dosen favorit itu nyata adanya.”

Bagaimana dengan kalian? Bagaimana kriteria sosok dosen favorit menurut kalian? Apakah kalian juga memiliki sosok dosen favorit seperti penulis? Jangan ragu untuk berbagi pengalaman dan pandangan kalian di kolom komentar di bawah ya!

Dalam mengasah otak melalui kuliah yang menyenangkan, tidak hanya diperlukan kemampuan akademik yang baik, namun juga diperlukan sosok yang dapat memberikan inspirasi, nasihat dan dukungan bagi mahasiswa. Semoga cerita tentang sosok pak Arif Mubarok ini dapat menginspirasi para mahasiswa yang sedang menjalani kuliah dan mencari inspirasi.