Tim Dosen Prodi Peternakan UNS Mengoptimalkan Pengemasan Rambak di UD. Berkah Yogyakarta

Sebuah tim pengabdian dari Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta baru-baru ini melaksanakan pendampingan untuk meningkatkan pengemasan produk rambak di UD. Berkah Yogyakarta. Dalam kegiatan ini, Tim yang dipimpin oleh Farouq Heidar Barido, S.Pt., Ph.D., berkolaborasi dengan Dr. Ir. Adi Magna P. Nuhriawangsa, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng.; Ir. Lilik Retna Kartikasari, M.P., M.Agr.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.; Dr. Winny Swastike, S.Pt., M.P.; dan Bayu Setya Hertanto, S.Pt., M.Sc.

Menurut Dr. Ir. Adi Magna P. Nuhriawangsa, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng., rambak merupakan produk olahan kulit ternak, khususnya sapi atau kerbau, yang diolah dengan merendam dalam bumbu dan rempah-rempah, dijemur, dan digoreng. Meskipun rambak sudah menjadi camilan populer di Indonesia, proses produksinya masih bersifat tradisional. Hal ini menimbulkan tantangan karena kurangnya inovasi dalam pengolahan rambak, yang umumnya hanya diwariskan turun-temurun.

UD. Berkah, produsen rambak berlokasi di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu memproduksi rambak sebanyak 50 kg/hari. Meskipun memiliki potensi besar di pasaran dengan tingkat kesukaan masyarakat yang tinggi, UD. Berkah masih menggunakan metode produksi tradisional. Oleh karena itu, tim dari Prodi Peternakan UNS melakukan kegiatan pendampingan untuk memperbarui desain kemasan rambak agar dapat meningkatkan daya tarik produk.

Berdasarkan hasil survei awal, kegiatan pengemasan di UD. Berkah perlu ditingkatkan dari segi higienis personal, bahan kemasan, dan model kemasan. Tim pendampingan fokus pada redesain kemasan rambak sebagai strategi untuk meningkatkan nilai jual produk. Sebagai bagian dari kegiatan ini, Dr. Adi Magna menjelaskan bahwa pengemasan merupakan aspek kunci dalam produksi pangan olahan, khususnya untuk memenuhi standar keamanan dan mutu pangan.

Kegiatan pendampingan di UD. Berkah dimulai dengan penyuluhan tentang pengetahuan pengemasan, melibatkan jenis bahan kemasan, jenis kemasan, dan proses kemasan yang aseptis. Pemahaman terhadap ketiga aspek ini dianggap penting untuk menentukan mutu dan keamanan produk rambak. Mengingat karakteristik mudah rusak dan teroksidasi pada rambak, pemilihan bahan kemasan, jenis kemasan, dan proses kemasan yang tepat menjadi kunci dalam meminimalisir kerusakan produk.

Tim pendamping tidak hanya memberikan penyuluhan, tetapi juga memberikan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan praktik pengemasan. Proses selanjutnya melibatkan praktik pengemasan dengan menggunakan kemasan standing pouch dan kemasan plastik, sambil memastikan penggunaan peralatan pelindung diri.

Dampak positif dari kegiatan ini bagi UD. Berkah adalah sebagai produsen rambak berskala besar, mereka dapat menjadi pelopor dalam memproduksi rambak dengan mutu dan keamanan pangan yang tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencegah kasus keracunan pangan olahan di Indonesia.