Bandung, 31 Juli 2023 – Program Praktisi Mengajar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah membuktikan manfaatnya dalam meningkatkan penyelenggaraan pendidikan serta memberikan referensi materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Kolaborasi strategis antara praktisi dunia kerja dan UPI telah memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk mengenal dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

Sejak diluncurkan, Program Praktisi Mengajar UPI telah berhasil melibatkan dua angkatan, yaitu angkatan ke-1 dan angkatan ke-2. Pada angkatan ke-3 periode 2023/2024, sebanyak 287 praktisi dari dalam maupun luar negeri berkolaborasi dengan dosen di UPI, mengajar 241 mata kuliah yang telah diusulkan. Menurut Koordinator Program Praktisi Mengajar UPI, Prof. Dr. H. Amir Machmud, SE., M.Si, tujuan dari program ini adalah agar para praktisi tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk mengenal dunia kerja secara mendalam. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa ketika memasuki lingkungan kerja yang sesungguhnya.

“Para praktisi harus bisa memotivasi dan memberikan pengalaman bagi mahasiswa sehingga mereka lebih percaya diri dalam mengasah kemampuan dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru ketika di dunia kerja nantinya,” ujar Prof. Amir.

Lebih lanjut, Prof. Amir berharap jumlah matakuliah yang didanai melalui program ini dapat meningkat. Semakin banyak praktisi yang lolos dalam validasi dan berkontribusi dalam mengajar, semakin tinggi pula indikator kinerja utama yang dapat dicapai. Program Praktisi Mengajar juga memberikan pengalaman lapangan yang berharga bagi mahasiswa, yang akan memperkaya pemahaman mereka tentang dunia kerja yang sesungguhnya.

Dalam pengembangannya, program ini diharapkan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui keterlibatan praktisi yang memiliki pengalaman praktis di bidangnya, diharapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dapat ditingkatkan.

Namun, Prof. Amir juga mengakui bahwa ada beberapa tantangan dalam implementasi Program Praktisi Mengajar. Beberapa di antaranya adalah proses validasi praktisi, kelengkapan administrasi yang diajukan oleh para praktisi, serta pemantauan dan evaluasi terhadap rencana pembelajaran dan kualitas pengajaran para praktisi. Dia mengingatkan para praktisi untuk lebih berhati-hati dalam menyusun administrasi mereka agar proses validasi dapat berjalan dengan lancar dan para praktisi berkualitas mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi maksimal dalam pendidikan.

Prof. Amir berkomitmen untuk terus mendukung upaya pengembangan Program Praktisi Mengajar di Indonesia. Kolaborasi antara praktisi dan akademisi diyakini akan memberikan hasil yang positif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang dinamis dan relevan dengan dunia kerja. Program ini memberikan manfaat signifikan bagi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman belajar yang aktual dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Melalui mentorship yang diberikan oleh para praktisi ahli, mahasiswa mendapatkan kesempatan berharga untuk mengembangkan hard skills dan soft skills, sehingga dapat memperkuat keterampilan dan kompetensi mereka. Selain itu, kolaborasi ini juga memberikan manfaat bagi praktisi yang terlibat, seperti mendapatkan informasi dan referensi mengenai mahasiswa berpotensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, serta mendidik dan menjaring sumber daya manusia unggul sejak dini untuk membentuk pangkalan bakat.

Dengan semakin berkembangnya Program Praktisi Mengajar di UPI, diharapkan pendidikan tinggi di Indonesia dapat terus bertransformasi menjadi lebih adaptif, inovatif, dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Mahasiswa pun akan semakin siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan yang ada di dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan mereka di UPI.