Menghadapi Pemilu 2024, Dosen UM Surabaya Mendorong Kesadaran Isu SARA

Menjelang pemilihan umum 2024, penting bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi isu-isu yang sedang mengemuka di masyarakat. Terutama isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang seringkali mencuat dalam konteks pemilu.

Dosen dari Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya, M Febriyanto Firman Wijaya, menggarisbawahi perlunya mencegah isu-isu SARA yang kerap menjadi polemik selama pemilihan umum. Menurutnya, dalam beberapa bulan mendatang, langkah-langkah pencegahan perlu diambil untuk menjaga keutuhan masyarakat dan stabilitas politik.

Riyan, dosen tersebut, mengingatkan kita akan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah isu-isu SARA menjelang pemilu 2024. Pertama, kita semua perlu selalu mengingat bahwa kita adalah satu bangsa dengan keberagaman suku, agama, ras, dan latar belakang. Kesatuan dalam keragaman adalah kekuatan yang harus kita junjung tinggi.

Kedua, pentingnya menghormati hak asasi manusia. Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilu dan berpendapat politik tanpa pandang bulu.

Ketiga, diskriminasi harus dihindari sepenuhnya dalam perdebatan politik. Isu-isu SARA seharusnya tidak menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan yang baik.

Keempat, kita harus memilih pemimpin berdasarkan kapasitas, integritas, dan program kerja mereka, bukan berdasarkan faktor SARA. Evaluasi calon pemimpin berdasarkan rekam jejak dan visi mereka untuk masa depan Indonesia.

Kelima, kita perlu mendorong diskusi yang sehat, menghargai perbedaan pandangan dengan sopan dan beradab, serta berfokus pada argumen-argumen fakta dan kebijakan.

Keenam, kolaborasi adalah kunci untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Isu-isu SARA seharusnya tidak memecah belah kita.

Ketujuh, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial. Berita palsu dan provokasi di media sosial perlu diwaspadai, dan informasi sebaiknya diverifikasi sebelum disebarkan.

Kedelapan, jika kita menyaksikan pelanggaran hukum atau insiden yang terkait dengan isu-isu SARA dalam konteks pemilu, seharusnya kita melaporkannya kepada pihak berwenang.

Terakhir, kita perlu berpartisipasi dalam pendidikan pemilih. Edukasi pemilih adalah kunci untuk pemilu yang adil. Ajak orang-orang di sekitar kita untuk memahami proses pemilu dan hak serta tanggung jawab mereka sebagai pemilih.

Riyan menekankan pentingnya menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan sikap bijak dan menghormati keragaman kepada teman, keluarga, dan komunitas di sekitar kita. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat menjaga kedamaian dan stabilitas menjelang pemilu 2024 serta mencegah konflik berbasis isu-isu SARA.