Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kuala Langsa, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Samudra (Unsam) Langsa telah melakukan sebuah inovasi berharga. Pada Kamis, 31 Agustus 2023, tim PKM ini, yang dipimpin oleh Dr. Agus Putra AS, S.Pi, M.Sc, bersama dengan anggotanya Fairus, S.Pd, M.Pd, dan Dr. Afrah Junita, SE, Ak, M.Pd, meluncurkan program Pemberdayaan dan Pendampingan KUB Sakura Melalui Penggunaan Bubu Payung.

Desa Kuala Langsa, yang dikenal sebagai salah satu desa pesisir yang kaya akan sumber daya alam, memiliki banyak potensi untuk pengembangan ekonomi masyarakatnya. Mayoritas penduduk desa ini hidup dari hasil laut, terutama para nelayan tradisional. Namun, masalah yang dihadapi adalah penggunaan alat perangkap ikan yang masih sederhana dan banyak yang sudah tidak layak pakai.

Dalam percakapan dengan Harianreportase.com, Dr. Agus Putra AS, S.Pi, M.Sc, Ketua Tim PKM, menjelaskan bahwa inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat KUB “Sakura.” Salah satu solusinya adalah dengan menggantikan alat perangkap tradisional dengan Bubu Payung yang lebih modern dan efisien. Bubu Payung didesain dengan banyak pintu masuk, meningkatkan peluang untuk menangkap ikan dan non-ikan dengan hasil tangkapan optimal.

“Alat tangkap ikan bubu payung merupakan hasil pengembangan desain bubu lipat yang menggunakan 2 pintu dengan bubu payung menggunakan banyak pintu masuk ikan yang dioperasikan untuk menangkap ikan dan non ikan di sekitar kawasan perairan pantai, hal ini juga untuk mendukung efektifitas dan selektifitas hasil tangkapan ikan dan non ikan,” jelas Dr. Agus.

Kegiatan PKM ini berlangsung dari bulan Juli hingga September 2023 dan dihadiri oleh sekitar 15 peserta, termasuk masyarakat setempat, kelompok nelayan, dan penyuluh dari Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Langsa. Tujuan dari PKM ini adalah memberikan pemahaman kepada mitra mengenai inovasi alat perangkap bubu payung dan memberikan pendampingan kepada masyarakat tentang penggunaan bubu payung berukuran besar yang tahan lama.

“Diharapkan nantinya dapat memberikan hasil panen yang maksimal dan meningkatkan income generating bagi anggota kelompok nelayan sehingga hasil panen yang diperoleh tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pokok tapi dapat diinvestasikan kembali untuk pengembangan skala usaha,” tambah Dr. Agus.