Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, ketika menjalani Ramadhan di negara dengan Muslim minoritas, tantangan yang dihadapi menjadi lebih besar. Bayu Dharmala, seorang mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah menempuh studi lanjut di University of Arizona, merasakan hal tersebut.

Namun, Bayu tidak merasa kesepian karena ia bergabung dengan komunitas Muslim yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Tucson, Amerika Serikat. Menurutnya, bergabung dengan komunitas tersebut seperti mendapatkan obat untuk mengobati rasa rindu akan tanah air. Selain itu, kegiatan keagamaan seperti membaca Alquran bersama hingga kajian-kajian agama, memberikan dampak positif dalam hidupnya. Ia juga merasa senang karena bisa menikmati makanan khas Indonesia seperti bakso, soto, dan sate meskipun tidak sebanyak di Indonesia.

Selain bergabung dengan komunitas Muslim, Bayu juga memasak sendiri bahan-bahan makanannya untuk sahur dan berbuka puasa. Ia memastikan kehalalan makanan dengan membeli daging ayam, sapi, dan bumbu-bumbu halal dari toko. Jika tidak sempat memasak, ia mencari restoran atau tempat makan yang menyediakan makanan halal.

Menurut Bayu, menjalani puasa dan Ramadhan bukan hanya untuk beribadah tetapi juga untuk memperbaiki hubungan dengan manusia. Ia merasa bahwa Ramadhan kali ini sangat membantunya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan mendorong dirinya untuk belajar lebih giat agar segera lulus dari proses studi yang sedang ditempuh.

Dalam menjalani Ramadhan di Amerika Serikat, Bayu juga merasa terbantu oleh mudahnya akses ke Islamic Center of Tucson (ICT). Ia menggunakan bus kota sebagai transportasi untuk sampai ke sana. Hal ini memudahkan Bayu untuk berbuka puasa bersama komunitas Muslim yang ada di Kota Tucson.

Ketika menjalani Ramadhan di negara dengan Muslim minoritas, memang ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan bergabung dengan komunitas Muslim dan memasak sendiri makanannya, Bayu dapat menikmati Ramadhan dengan cukup baik di Amerika Serikat. Ia merasa bahwa keputusannya untuk memasak sendiri adalah hal yang tepat karena ia dapat memastikan kehalalan makanan. Selain itu, ia juga merasa bahwa Ramadhan kali ini sangat membantunya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan belajar lebih giat agar segera lulus dari proses studi yang sedang ditempuh.