Para dosen dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Lampung (Unila) berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pelatihan Eco-Enzyme: Pengelolaan Sampah Makanan yang Mendukung Keamanan Lingkungan Global”. Acara ini diadakan di Bandarlampung pada Rabu (26/7) dan berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum, yang ingin belajar tentang cara mengurangi dampak negatif sampah makanan terhadap lingkungan.

Fokus utama acara ini adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan sampah makanan melalui penggunaan eco-enzyme yang ramah lingkungan. Eco-enzyme merupakan solusi efektif untuk mengurangi jumlah sampah makanan yang terbuang dan tidak dimanfaatkan. Peserta acara diberikan pelatihan praktis dalam pembuatan eco-enzyme menggunakan sampah kulit buah, yang merupakan langkah mudah yang dapat dilakukan individu untuk berkontribusi dalam mengurangi sampah makanan sehari-hari.

Data terbaru menunjukkan bahwa sampah makanan menyebabkan kerugian global sebesar 230 miliar dolar dan berkontribusi sekitar 6% pada penambahan karbon yang merusak lingkungan akibat total sampah makanan. Setiap tahunnya, sekitar 3,3 gigaton CO2 dihasilkan dari sampah makanan yang tidak diolah. Oleh karena itu, upaya kecil namun signifikan seperti pembuatan eco-enzyme sangat penting untuk menghadapi masalah ini.

Indra Jaya Wiranata, salah satu dosen yang terlibat dalam acara tersebut, mengungkapkan kesadaran akan pentingnya mengatasi masalah sampah makanan di dunia. Dia berharap bahwa acara pelatihan eco-enzyme ini akan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.

Eco-enzyme yang dihasilkan dari acara ini memiliki beragam manfaat, antara lain sebagai alat pembersih lantai dan peralatan masak. Penggunaan eco-enzyme ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan alternatif ramah lingkungan untuk pembersihan rumah tangga tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.