Banyak orang tua memberikan botol isap susu pada anak di bawah tiga tahun agar mereka tetap tenang dan mudah tertidur. Namun, apakah Anda tahu bahwa kebiasaan ngedot dapat menyebabkan gigi anak tonggos saat tumbuh dewasa?

Menurut Dr. R. Sabda Alam, seorang Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Surabaya, mengedot dapat memengaruhi pertumbuhan gigi anak dan berisiko menyebabkan gigi anak menjadi tonggos. Saat anak mengedot, otot-otot dalam mulut menekan pipi ke dalam dan lidah ke atas untuk menghisap susu dari botol, sehingga tekanan vakum yang dihasilkan oleh gerakan mengedot dapat menyebabkan gigi depan bagian atas dan bawah bergerak ke arah depan yang mempengaruhi tulang rahang bagian atas anak semakin maju ke depan dan mengubah bentuk langit-langit mulut anak.

“Jika anak terus-menerus mengedot, langit-langit mulutnya dapat menjadi lebih sempit, ditambah lagi dengan tekanan pipi ke dalam akan mempengaruhi tulang rahang dan posisi gigi-gigi semakin menyempit dan menyebabkan gigi menjadi tonggos,” ujar Sabda Alam.

Karena itu, orang tua harus memainkan peran yang sangat penting dalam mengubah kebiasaan mengedot pada anak. Sesuai dengan wawasan anak yang masih minim, pada saat yang sama para orang tua dapat membantu dengan memberikan benda lain yang dapat dipegang oleh anak yang dapat melatih keinginan anak untuk tidak mengedot.

Jika anak sudah terlanjur mengedot, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi untuk mengetahui tindakan yang tepat. Selain itu, ia menegaskan bahwa kebiasaan mengedot dapat memberikan tekanan pada gigi dan gusi, yang dapat mengubah posisi gigi dan menyebabkan masalah pada susunan gigi yang tidak rata seperti gigi berdesakan atau tidak sejajar.

Tekanan yang terus-menerus pada rahang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dan tulang wajah anak. Oleh karena itu, disarankan agar anak segera berhenti mengedot puting susu setelah mencapai usia 1 tahun, untuk mencegah risiko gigi tonggos di kemudian hari.

Namun, menghentikan kebiasaan ngedot bukanlah satu-satunya hal yang perlu diperhatikan. Pola makan dan minum juga dapat memengaruhi kesehatan gigi anak. Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak gula atau asam dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang atau bahkan kerusakan pada email gigi. Sebaiknya, berikan makanan dan minuman yang sehat dan seimbang, seperti buah-buahan, sayuran, susu, dan air putih.

Banyak orang tua mungkin beranggapan bahwa memberikan botol isap atau dot pada anak adalah salah satu cara untuk memberikan kenyamanan dan menghindari tangisannya. Namun, kebiasaan ini sebenarnya dapat berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut anak. Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UM Surabaya R. Sabda Alam, mengedot dapat memengaruhi pertumbuhan gigi anak dan berisiko menyebabkan gigi anak menjadi tonggos.

Mengapa mengedot dapat menyebabkan gigi anak tonggos? Ketika anak mengedot, otot-otot dalam mulut menekan pipi ke dalam dan lidah ke atas untuk menghisap susu dari botol. Tekanan vakum yang dihasilkan oleh gerakan mengedot dapat menyebabkan gigi depan bagian atas dan bawah bergerak ke arah depan. Hal ini mempengaruhi tulang rahang bagian atas anak semakin maju ke depan dan mengubah bentuk langit-langit mulut anak. Jika anak terus-menerus mengedot, langit-langit mulutnya dapat menjadi lebih sempit, ditambah lagi dengan tekanan pipi ke dalam akan mempengaruhi tulang rahang dan posisi gigi-gigi semakin menyempit dan menyebabkan gigi menjadi tonggos.

Oleh karena itu, peranan orang tua sangat penting untuk mengubah kebiasaan mengedot pada anak. Sesuai dengan wawasan anak yang masih minim, pada saat yang sama para orang tua dapat membantu dengan memberikan benda lain (menggantikan) yang dapat dipegang oleh anak yang dapat melatih keinginan anak untuk tidak mengedot.

Namun, jika anak sudah terlanjur mengedot, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi untuk mengetahui tindakan yang tepat. Selain dapat menyebabkan gigi tonggos, kebiasaan mengedot juga dapat memberikan tekanan pada gigi dan gusi, yang dapat mengubah posisi gigi dan menyebabkan masalah pada susunan gigi yang tidak rata seperti gigi berdesakan atau tidak sejajar.

Tekanan yang terus-menerus pada rahang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dan tulang wajah anak. Oleh karena itu, disarankan agar anak segera berhenti mengedot puting susu setelah mencapai usia 1 tahun, untuk mencegah risiko gigi tonggos di kemudian hari.

Selain dapat menyebabkan masalah gigi, kebiasaan mengedot juga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga dan mengganggu perkembangan bicara anak. Ketika anak terus-menerus mengedot, ia cenderung untuk menarik napas melalui mulut yang dapat menyebabkan perubahan pada bentuk rahang dan mengganggu pertumbuhan gigi dan tulang wajah.

Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak, penting juga untuk memperhatikan pola makan dan minum anak. Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak gula atau asam dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.