Perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam mendukung pemberdayaan UMKM. Ini karena perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi kerakyatan dengan melahirkan berbagai inovasi yang berguna. Terlebih lagi, peningkatan sarana-prasarana UMKM seringkali menjadi kunci dalam meningkatkan proses produksi.

Di Surabaya, Dosen Teknik Industri dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Handy Febri Satoto, bersama dengan rekan-rekan dosen dan mahasiswanya, memanfaatkan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti untuk mendukung UMKM lokal. Mereka fokus pada industri rumahan yang memproduksi per/pegas tarik dengan memanfaatkan limbah pegas kasur sebagai bahan baku, sebagai langkah menuju green economy.

Tim Handy Febri Satoto mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti untuk meningkatkan sarana-prasarana UMKM dalam pembuatan per. Dalam hal ini, mereka menghadirkan mesin penggulung pegas tarik dan alat pemotong pegas tarik sebagai alat yang sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM ini.

Selain alat, tim ini memberikan bimbingan dalam manajemen keuangan dan teknik pemasaran online, dengan tujuan mendukung visi dan tujuan UMKM tersebut. Semua upaya ini merupakan bentuk komitmen dalam mengembangkan green economy di Kecamatan Menganti, khususnya di Desa Laban.

Pemilik UMKM “Sirup Mangrove,” Irsad, sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh Handy dan timnya. Mesin penggulung pegas tarik dan alat pemotong pegas tarik telah membantu meningkatkan jumlah produksi, sementara waktu dan efisiensi produksi juga menjadi manfaat lainnya.