Kehilangan gigi pada orang dewasa sering terjadi seiring bertambahnya usia. Penyebab utamanya meliputi pencabutan gigi akibat karies yang tidak dapat direstorasi, gigi yang tanggal karena penyakit periodontal, serta riwayat trauma pada dentoalveolar. Pemakaian gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang hilang sangat penting untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, berbicara, estetika, serta menjaga jaringan sekitar dan relasi rahang. Namun, tidak semua orang yang kehilangan gigi menggunakan gigi tiruan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, dari 19% masyarakat Indonesia yang mengalami kehilangan gigi, hanya 1,4% yang menggunakan gigi tiruan.


Pengetahuan tentang manfaat gigi tiruan merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaannya. Peningkatan pengetahuan dapat dicapai melalui penyuluhan, yang melibatkan komunikasi dua arah antara penyuluh dan peserta.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya gigi tiruan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Sabtu (20/7/2024). Kegiatan ini melibatkan dosen, mahasiswa pre-klinik, dan mahasiswa klinik FKG UB, dengan target masyarakat lansia di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu, Kota Malang.
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), meliputi pembagian flyer, penyuluhan, screening, dan pemberian rujukan. Materi penyuluhan mencakup manfaat penggunaan gigi tiruan, disampaikan secara interaktif dengan sesi tanya jawab. Sebelum penyuluhan, dilakukan pre-test dan dilanjutkan dengan post-test untuk menilai pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gigi tiruan.
Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian, drg. Fatima Sp.Pros, menyatakan harapannya agar kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat gigi tiruan, jenis-jenis gigi tiruan, serta cara perawatannya.
“Kami berharap masyarakat memahami pentingnya membuat gigi tiruan di dokter gigi untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup di masa mendatang,” ujar drg. Fatima. (*/Humas UB).