
JAKARTA – Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini menjadi alat penting dalam dunia pendidikan. Menurut Wahyudi Agustiono, M.Sc., Ph.D., pakar dari SEVIMA dan Vice President Association for Information Systems Indonesia Chapter (AISINDO), AI bukanlah ancaman bagi manusia, melainkan peluang untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran.
“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi mereka yang menolak beradaptasi akan kalah dengan yang memanfaatkannya,” tegas Wahyudi dalam Webinar Nasional SEVIMA bertajuk Best Practice Pembelajaran Online, Penyusunan Kurikulum, dan Bahan Ajar dengan Artificial Intelligence (Gen-AI) yang dihadiri ribuan peserta pada Jumat, 21 Maret.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi juga telah mengeluarkan panduan yang menegaskan bahwa penggunaan Generative AI dalam akademik adalah legal, membuka peluang lebih luas bagi dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkannya secara etis dan bertanggung jawab.
Namun, Wahyudi menekankan bahwa AI tidak bisa menggantikan peran manusia sepenuhnya. Kemampuan kognitif AI memang mumpuni, tetapi aspek seperti empati, pemahaman konteks, dan interaksi manusiawi tetap menjadi keunggulan dosen dalam proses pembelajaran.
3 Strategi Cerdas Memanfaatkan AI dalam Pembelajaran
Dalam webinar yang sama, Wahyudi bersama Dr. Alim Sumarno, M.Pd., Direktur Inovasi Pembelajaran Digital Universitas Negeri Surabaya, berbagi tiga strategi utama bagi dosen dan mahasiswa untuk mengoptimalkan AI dalam pembelajaran.
1. Susun RPS dan Bahan Ajar dengan AI
Dosen dapat memanfaatkan Generative AI untuk menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan bahan ajar, menghemat waktu dan tenaga. Namun, peran manusia tetap penting dalam mengarahkan AI agar hasil yang dihasilkan relevan dan sesuai standar akademik.
- Masukkan informasi penting, seperti kurikulum, capaian pembelajaran lulusan, dan taksonomi Bloom.
- Gunakan AI sebagai asisten, bukan sebagai pengganti peran dosen dalam menyusun materi.
- Koreksi dan sesuaikan agar hasilnya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
“Dosen harus tetap mengontrol dan memastikan AI digunakan untuk tujuan yang benar,” ujar Wahyudi.
2. Buat Perintah yang Jelas & Koreksi Hasil AI
Alim Sumarno menekankan pentingnya memberikan perintah yang spesifik dan jelas kepada AI agar hasilnya lebih akurat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Tentukan jenjang pendidikan (S1, S2, S3) saat meminta AI menyusun RPS.
- Periksa keakuratan informasi karena AI tidak selalu memberikan data yang valid.
- Sesuaikan bahasa dan konteks agar lebih sesuai dengan standar akademik dan tidak terlalu kaku.
- Hindari bias dengan menyaring informasi yang diberikan AI.
“AI bisa menulis dengan bahasa alami, tetapi dosen dan mahasiswa tetap perlu melakukan editing agar lebih logis dan nyaman dibaca,” jelas Alim.
3. Manfaatkan SEVIMA AI untuk Pembelajaran yang Lebih Efektif
Sebagai bagian dari inovasi Education Technology, SEVIMA meluncurkan SEVIMA AI, sebuah platform AI yang dirancang khusus untuk perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa keunggulan SEVIMA AI meliputi:
- Terintegrasi dengan sistem akademik di SEVIMA Platform.
- Dilengkapi fitur Bias Reduction untuk meningkatkan akurasi data.
- Dapat memberikan jawaban instan terkait kurikulum, capaian pembelajaran, dan regulasi pendidikan tinggi.
“SEVIMA AI memiliki 9 fitur unggulan yang memungkinkan dosen dan mahasiswa mendapatkan jawaban secara cepat dan akurat. AI ini bisa diakses melalui website: sevima.ai,” pungkas Wahyudi.
Kesimpulan
Pemanfaatan AI dalam pendidikan bukan sekadar tren, tetapi sebuah transformasi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan strategi yang tepat—menggunakan AI untuk menyusun bahan ajar, memberikan perintah yang jelas, serta memanfaatkan platform AI yang telah terintegrasi—dosen dan mahasiswa dapat mengoptimalkan teknologi ini tanpa mengorbankan aspek kemanusiaan dalam pendidikan.
Tinggalkan Balasan