Teknologi AI (Kecerdasan Buatan) telah memunculkan dampak positif bagi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) berusaha memanfaatkan kemajuan teknologi AI tersebut melalui riset dan inovasi sebagai bagian dari upaya meningkatkan pelayanan pendidikan.

Dr. Ryan Randy Suryono, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UTI, mengumumkan bahwa UTI menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menciptakan dosen AI. Selain itu, UTI juga berkontribusi dalam pendidikan metaverse dan memiliki tim pakar di bidang kecerdasan buatan, data science, pengembangan avatar, dan pengolahan teks menjadi suara.

Dalam pengembangan dosen AI, UTI tidak melibatkan robot seperti yang banyak dipercayai orang. Dr. Ryan menjelaskan bahwa dosen AI dapat diciptakan melalui teknologi pemrograman deep learning dan natural language processing (NLP). Selain itu, teknologi text-to-speech juga digunakan untuk mengubah teks menjadi suara.

Program dosen AI yang dikembangkan oleh UTI memiliki keunggulan dalam penggunaan tujuh bahasa yang berbeda, yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, Jerman, dan Arab. Selain itu, program tersebut juga dapat menggunakan bahasa Italia dan Rusia.

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam pembelajaran didukung oleh baik pemerintah daerah maupun universitas. Para pejabat universitas seperti Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE., MBA dan Wakil Rektor, Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM memberikan respons positif terhadap peluncuran program dosen AI. Mereka berharap pengembangan teknologi AI dapat terus dikembangkan untuk menemukan terobosan baru dalam pendidikan.

Dalam tanggapannya ketika ditanya mengenai apakah pengembangan dosen AI sesuai dengan regulasi UU Guru dan Dosen, Dr. Ryan menyatakan bahwa regulasi UU Guru dan Dosen tidak secara spesifik membahas tentang pengembangan dosen AI. Namun demikian, ia berpendapat bahwa pengembangan dosen AI dapat menjadi bagian dari pengembangan profesi dosen yang diatur oleh UU Guru dan Dosen. Selain itu, pengembangan dosen AI juga dapat menjadi salah satu bentuk pengembangan kompetensi dan peningkatan kualitas dosen.

Riset dosen AI di UTI menjadi bagian dari Riset Besar Metaverse Teknokrat. Metaverse Mall Teknokrat dan Metaverse Kampus Teknokrat yang tergabung dalam Teknokrat Universe juga telah dibangun di UTI. Beberapa dosen AI akan menyajikan materi di dunia virtual tersebut. Selain itu, dosen AI juga diimplementasikan dalam pembelajaran daring sebagai inovasi baru, di mana semua tugas mahasiswa didasarkan pada AI.

Dengan adanya program dosen AI di UTI, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta memudahkan mahasiswa dalam memperoleh informasi dan memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai mata pelajaran. Program ini juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dosen dan mempercepat proses pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi AI dalam pendidikan memang tengah digalakkan di berbagai negara. Seiring dengan kemajuan zaman dan revolusi industri 4.0, teknologi AI diharapkan dapat memberikan kemudahan serta menghasilkan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan riset dan inovasi dalam bidang kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pemanfaatannya dalam berbagai sektor termasuk di bidang pendidikan.

Selain itu, penggunaan teknologi AI dalam pendidikan juga diharapkan dapat membuka peluang karir yang baru bagi mahasiswa. Diketahui bahwa bidang kecerdasan buatan menjadi salah satu bidang yang banyak diminati di era saat ini. Oleh karena itu, dengan adanya program dosen AI di UTI, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.

Hal ini sejalan dengan visi UTI sebagai universitas yang berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan di era digital yang terus berkembang. UTI juga berupaya untuk menjadi pusat riset dan inovasi teknologi AI di Indonesia. Diharapkan dengan kontribusi UTI dalam pengembangan teknologi AI, dapat memberikan dampak yang positif bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Tidak hanya di UTI, penggunaan teknologi AI juga mulai banyak diterapkan di berbagai universitas di Indonesia. Beberapa universitas telah memanfaatkan teknologi AI dalam proses pembelajaran, seperti pembelajaran daring menggunakan chatbot dan pengembangan sistem evaluasi pembelajaran berbasis AI. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi AI dalam pendidikan merupakan tren yang sedang berkembang dan akan semakin relevan di masa depan.

Namun, penggunaan teknologi AI dalam pendidikan tentunya juga memunculkan beberapa tantangan dan perlu diwaspadai. Salah satunya adalah masalah privasi dan keamanan data. Dalam pengembangan program dosen AI, perlu dilakukan pengaturan dan pengamanan data yang baik untuk mencegah pelanggaran privasi. Selain itu, perlu juga dilakukan pendekatan terhadap peran dosen AI dalam proses pembelajaran agar tidak merugikan peran dan kualitas dosen yang sebenarnya.

Dalam hal ini, UTI melakukan riset dan inovasi dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut dan berupaya untuk mengembangkan program dosen AI yang aman, terpercaya, dan efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di UTI. Hal ini merupakan sebuah terobosan dan langkah maju yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Dalam kesimpulannya, penggunaan teknologi AI dalam pendidikan merupakan sebuah terobosan yang tengah berkembang dan menjanjikan. UTI sebagai perguruan tinggi terdepan dalam pengembangan dosen AI di Indonesia berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi AI dalam bidang pendidikan dan melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu berkontribusi dalam menghadapi tantangan di era digital. Semoga pengembangan teknologi AI di UTI dapat menginspirasi universitas-universitas lain di Indonesia untuk turut mengembangkan teknologi AI dalam bidang pendidikan dan menciptakan lulusan yang unggul di era digital yang semakin maju.