Dalam sebuah pernyataan, Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH), Johanes Herlijanto, menekankan bahwa masyarakat etnik Tionghoa adalah bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Selama sejarah panjang, mereka telah menjalin aliansi dengan masyarakat Nusantara serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam aspek politik, budaya, dan ekonomi negara ini.

Hubungan erat antara etnik Tionghoa dan masyarakat lokal di Nusantara tidak hanya terbatas pada aliansi dalam perang. Sejak sebelum berdirinya Indonesia, mereka telah terlibat aktif dalam membangun kebudayaan yang masih diakui oleh masyarakat saat ini. Misalnya, terdapat lenong yang tumbuh melalui interaksi antara Tionghoa dan masyarakat Betawi.

Johanes juga menjelaskan bahwa orang-orang Tionghoa telah berperan dalam pembangunan kebangsaan Indonesia. Dalam konteks ekonomi, para pengusaha Tionghoa telah memberikan kontribusi besar baik pada masa kolonial maupun pasca kemerdekaan. Banyak di antara mereka yang secara dermawan membantu masyarakat lokal. Contohnya, Tjong A Fie, seorang pengusaha Tionghoa di Medan pada abad ke-20, tidak hanya memberikan sumbangan penting bagi perekonomian wilayah tersebut, tetapi juga mendukung pembangunan sekolah, klenteng, masjid, jembatan, dan rumah sakit. Keberadaannya sangat dihormati oleh masyarakat Medan dari berbagai latar belakang etnis.

Selain itu, setelah peristiwa kudeta gagal yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia, Tionghoa juga turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia yang mengalami krisis. Pada masa itu, pengusaha-pengusaha Tionghoa mendukung pemerintah Orde Baru dalam upaya membangkitkan kembali stabilitas ekonomi negara melalui pembentukan tim ekonomi dan pertumbuhan pengusaha-pengusaha muda nasional serta penarikan modal asing.

Johanes menggarisbawahi bahwa peran dan kontribusi etnik Tionghoa menunjukkan akar yang dalam dalam masyarakat lokal. Oleh karena itu, ia berharap agar seluruh masyarakat Indonesia menerima keberadaan etnik Tionghoa dengan penuh keseluruhan dan tidak lagi mempersoalkan dominasi ekonomi yang dimiliki oleh mereka. Meskipun demikian, ia juga menekankan pentingnya agar etnik Tionghoa tetap waspada terhadap faktor-faktor yang dapat merusak hubungan dengan seluruh komponen bangsa Indonesia, termasuk perubahan kebijakan dari Tiongkok yang terjadi belakangan ini.