Pakar gastronomi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dewi Turgarini, memberikan apresiasi terhadap gagasan Locavore, sebuah gerakan yang kembali digaungkan oleh pengusaha asal Tasikmalaya, Syarif Bastaman. Gerakan ini mempromosikan pelestarian makanan lokal dengan bahan baku yang berasal dari wilayah setempat.

Dewi, yang merupakan dosen senior di Program Studi Manajemen Industri Katering dan pemilik usaha Indogastrotourism Tour and Travel, menilai bahwa konsep Locavore bukanlah hal baru di Indonesia. Menurutnya, gerakan ini telah lama dilakukan oleh masyarakat sejak zaman Presiden Sukarno, yang bahkan mendokumentasikan resep tradisional dalam buku Mustika Rasa.

Budaya Ketahanan Pangan Sejak Dulu
“Konsep ketahanan pangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal sudah menjadi tradisi nenek moyang kita,” ungkap Dewi pada 7 Januari 2025. Ia mencontohkan praktik masyarakat Sunda seperti memelihara ikan, ayam, kambing, menanam rempah, buah-buahan, dan sayuran.

Hingga kini, budaya tersebut masih dilestarikan oleh banyak keluarga, termasuk dirinya sendiri. Dewi mengaku masih aktif menanam tanaman herbal dan bahan pangan lainnya di sekitar tempat tinggalnya.

Kontribusi Dewi Turgarini untuk Gastronomi Lokal
Sebagai penggerak gastronomi, Dewi telah menerbitkan sejumlah buku untuk mempromosikan makanan lokal, seperti:

  • 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (2013)
  • Penelitian tentang 303 menu tradisional Sunda yang masih eksis di 128 restoran di Bandung (2018)
  • Wisata Gastronomi: Pedoman, Pengelolaan, dan Pengembangan (2023)
  • Buku profil digital wisata gastronomi di Indonesia (2024)
  • Mandala Rasa: Profil Wisata Gastronomi di Jawa Barat (2025, dalam proses penerbitan ISBN)

Akulturasi dalam Kuliner Lokal
Dewi juga menyoroti pengaruh akulturasi budaya asing, seperti Islam, Tionghoa, Belanda, Jepang, hingga Korea, terhadap makanan lokal. Menurutnya, akulturasi ini adalah bagian yang tak terhindarkan dari proses budaya. Namun, ia menekankan pentingnya tetap menggunakan bahan baku yang berasal dari wilayah Indonesia.

Pelaku Usaha Lokal yang Menginspirasi
Ia memuji beberapa pelaku usaha yang konsisten mengembangkan makanan lokal secara berkelanjutan, seperti:

  • Bumi Langit di Bantul (2006) dengan konsep permakultur
  • Rumah Kayu Permakultur di KBB
  • Soeji Dining di Dago Giri
  • Seroja Bake di Cihapit, Bandung

“Gerakan ini adalah langkah penting untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus melestarikan kekayaan kuliner Indonesia,” pungkas Dewi.