Jakarta, 15 Agustus 2023 – Lebih dari 2.500 dosen dari Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) telah mengambil bagian dalam Short Course Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP), sebuah program yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Badan Litbang serta Diklat Kementerian Agama. Program ini dimulai pada Selasa (15/8/2023) dengan pembukaan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, yang mewakili Menteri Agama.*
PKDP diharapkan menjadi wadah untuk memperkuat profesionalitas dosen PTK, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ali Ramdhani, yang populer dengan sebutan Kang Dhani. Menurutnya, dosen yang profesional harus mampu menerapkan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama, yakni integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan.
Ali Ramdhani, yang juga merupakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS), menyampaikan bahwa integritas mencakup konsistensi dalam jujur terhadap segala aspek dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Selain itu, profesionalitas berarti melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki.
Dalam konteks inovasi, Kang Dhani menekankan pentingnya bagi dosen untuk selalu menciptakan hal-hal baru dan tidak puas dengan hasil dari masa lalu. Dikatakannya dengan tegas, “Orang terpelajar adalah orang yang melihat ke masa lalu, tetapi orang yang belajar adalah orang yang melihat ke masa depan.”
Dalam pertemuan dengan ribuan dosen pemula, Ramdhani mengungkapkan bahwa inovasi juga melibatkan memberikan solusi serta menemukan pendekatan terbaik dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan pembelajaran.
Mengenai tanggung jawab, Ali Ramdhani merincikannya dalam “6C,” yaitu care (peduli), compassionate (penuh kasih sayang), communication (komunikasi), courage (keberanian), collaboration (kolaborasi), dan competent (kompeten). Ia menjelaskan bahwa dosen yang bertanggung jawab adalah mereka yang peduli terhadap kesejahteraan mahasiswa, memiliki empati dalam proses pembelajaran, memiliki keterampilan komunikasi yang baik, serta siap untuk berkolaborasi dan memiliki kompetensi yang kuat.
Lebih jauh, Ali Ramdhani menjelaskan tentang arti keteladanan, yang berarti menjadi contoh bagi orang lain. Ia menegaskan bahwa satu tindakan nyata yang bermanfaat lebih berharga daripada seribu kata-kata kosong.
Dalam konteks tujuan PKDP, Ahmad Zainul Hamdi, Direktur DIKTIS, menyebutkan bahwa ada empat tujuan utama dari program ini. Pertama, meningkatkan kompetensi pedagogik terkait dengan pembelajaran yang efektif. Kedua, memberikan pembinaan karier kepada dosen untuk mencapai jabatan Guru Besar. Ketiga, mendorong karya ilmiah yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi. Keempat, mengajarkan moderasi beragama dan semangat kebangsaan.
Untuk mencapai keempat dimensi ini, peserta PKDP akan mengikuti tiga tahap kegiatan, yaitu in service course I, on the job course, dan in service course II. Total durasi program ini mencapai 60 hari dengan 200 jam pelatihan.
Amin Suyitno, Kepala Badan Litbang dan Diklat, menegaskan pentingnya profesionalisme dosen. Ia menyatakan bahwa profesionalisme dosen mencakup kemampuan untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan tingkat kompetensi yang tinggi.
Di akhir acara pembukaan, Kang Dhani berpesan agar para dosen kembali ke khittah (inti) mereka sebagai akademisi yang berkompeten dalam melaksanakan tugas-tugas dengan profesionalitas. Ia mengutip sebuah prinsip, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada seseorang yang tidak ahli di bidangnya, maka tunggulah kehancurannya.”
Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Rektor dari beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia, serta perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan agama seperti Masyarakat Buddha dan Masyarakat Hindu. Sejumlah tokoh penting hadir secara fisik maupun daring untuk memberikan dukungan pada acara PKDP di UIN Malang.
Tinggalkan Balasan