
Surabaya – Penyusunan portofolio yang sistematis dan sesuai aturan menjadi kunci utama keberhasilan pengajuan Jabatan Fungsional Akademik Dosen (JAFA). Dalam seminar nasional yang digelar oleh SEVIMA, Dr. Dandi Darmadi, M.A.P., pakar digitalisasi kampus dan pendidikan tinggi, memberikan panduan praktis agar portofolio dosen tidak gagal dinilai hanya karena format yang keliru.
Dr. Dandi menekankan pentingnya menyusun portofolio sesuai Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit (PO-PAK) dari Kemendikbudristek. Ia menyebut bahwa portofolio bukan sekadar daftar riwayat hidup, melainkan dokumen lengkap berisi bukti kinerja Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Portofolio harus mengikuti format standar. Di dalamnya harus ada ringkasan kontribusi akademik, serta daftar lengkap publikasi, penelitian, dan kegiatan pengabdian,” jelas Dr. Dandi kepada ribuan peserta seminar yang terdiri dari dosen dan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia.
Ia juga menjelaskan anatomi portofolio yang baik:
- Ringkasan kontribusi akademik, yang menggambarkan benang merah karir akademik dosen.
- Daftar publikasi dan riset, yang disertai bukti seperti artikel jurnal, paten, atau LoA.
- Dokumentasi pengabdian kepada masyarakat, seperti laporan kegiatan dan surat mitra.
- Bukti pengajaran, misalnya bahan ajar, tugas bimbingan mahasiswa, dan prestasi mengajar.
Dr. Dandi, yang juga menjabat sebagai Koordinator MBKM di Universitas Andi Djemma Palopo dan Training Manager SEVIMA, menegaskan bahwa keberhasilan bukan hanya soal isi karya, tetapi juga cara menyajikannya.
“Jika presentasinya rapi dan sesuai pedoman, tim penilai bisa menilai secara objektif. Kualitas karya dan kualitas penyajian harus sejalan,” tutupnya.
Seminar ini merupakan bagian dari upaya SEVIMA untuk mendukung kemajuan karier akademisi dan memperkuat budaya mutu di perguruan tinggi Indonesia.
Tinggalkan Balasan