Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Tim Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengadakan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dengan skema P2AD untuk memperkuat kapasitas guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Sukoharjo melalui pelatihan pengajaran reflektif. Pengabdian ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Tim pengabdian terdiri dari dosen-dosen FKIP UMS dan mahasiswa yang dipimpin oleh Mauly Halwat Hikmat, seorang dosen yang memiliki gelar S.Pd., M.Hum., Ph.D. Selain itu, tim ini juga terdiri dari beberapa anggota lainnya, yaitu Aryati Prasetyarini, S.Pd., M.Pd., Nurhidayat, S.Pd., M.Pd., Agus Wijayanto, M.A., Ph.D., dan Dr. Mujazin, S.Pd., M.A., serta beberapa mahasiswa lainnya seperti Friendly Lucianna P, Lina Camelia, Miftah Alfitri, Fildzah Tita, dan Auliya Nur Fajri. Mereka semua memiliki kompetensi dan pengalaman dalam bidang kependidikan.
Ketua Tim Pengmas, Mauly Halwat Hikmat, mengungkapkan bahwa analisis situasi yang dilakukan tim menunjukkan bahwa pemahaman guru mengenai pentingnya refleksi dalam pembelajaran masih kurang, dan praktik refleksi juga jarang dilakukan secara terstruktur. Proses refleksi yang dilakukan sering kali tidak berkesinambungan. Hal ini menjadi perhatian penting dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran di SMP dan MTs di Sukoharjo.
Mauly menjelaskan bahwa kesadaran guru terhadap identifikasi masalah dan penerapan solusi seringkali terbatas pada praktik dan pelaporan Penelitian Tindakan Kelas yang umumnya hanya menjadi persyaratan administratif. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya melakukan refleksi diri, meningkatkan kapasitas guru dalam melakukan refleksi kritis, serta meningkatkan self-agency guru agar mereka dapat menjadi guru yang mandiri dalam mengembangkan diri dan professional.
Pengabdian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua tahun. Pada tahun pertama, fokusnya adalah penguatan kemampuan guru dalam melakukan refleksi diri, sedangkan pada tahun kedua, fokusnya adalah penguatan guru dalam pengetahuan dan keterampilan untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat serta asesmen yang otentik.
Dalam pengabdian ini, para guru akan diharapkan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ditemui di kelas dan menyusun rencana tindak lanjut yang sesuai dengan akar permasalahan tersebut. Mereka juga akan diminta untuk mengaitkan rencana tindak lanjut dan solusi yang mereka buat dengan teori dan literatur yang ada, sehingga pengetahuan mereka akan semakin meningkat. Selain itu, pelatihan ini juga akan membantu guru dalam menyegarkan pengetahuan akademik mereka dan mengaitkannya dengan praktik di kelas.
Mauly menjelaskan bahwa pelatihan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan untuk workshop, di mana para peserta akan mempersiapkan diri sebelum mengikuti workshop pelatihan. Tahap kedua adalah pelaksanaan workshop, di mana para peserta akan mengikuti sesi-sesi pelatihan yang difasilitasi oleh tim pengabdian. Mereka akan mempelajari berbagai konsep dan metode refleksi serta praktik-praktik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Tahap ketiga adalah praktik reflektif di sekolah, di mana para guru akan mempresentasikan apa yang mereka pelajari dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Peserta dalam pengabdian ini adalah 23 orang guru dari berbagai SMP Muhammadiyah di Sukoharjo. Mereka merupakan guru-guru yang bersemangat dan antusias untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar. Selama pengabdian, para peserta melaporkan hasil praktik mereka serta solusi yang telah mereka lakukan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi di kelas. Melalui kumpulan contoh praktik reflektif dan laporan tugas praktik yang disampaikan, diharapkan para guru dapat mengembangkan sikap kritis terhadap praktik pembelajaran mereka sendiri. Dengan adanya pengalaman praktik reflektif yang terus-menerus, para guru diharapkan akan menjadi lebih mandiri dalam menentukan pengembangan diri mereka sendiri.
Sebagai hasil dari pengabdian ini, diharapkan akan terbit artikel publikasi pada jurnal pengabdian masyarakat yang mencatat pembelajaran dan pengalaman yang didapatkan selama pelatihan. Selain itu, juga akan dibuat buku panduan untuk pengajaran reflektif bagi guru, yang dapat menjadi sumber referensi dan panduan praktis bagi para guru dalam mengembangkan kemampuan reflektif mereka.
Dengan adanya pengabdian ini, UMS dan tim pengabdian FKIP berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan di Sukoharjo. Melalui penguatan kapasitas guru dalam melakukan refleksi diri, diharapkan pengajaran di SMP dan MTs dapat menjadi lebih efektif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Para guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya refleksi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan akan menjadi lebih mandiri dalam mengembangkan diri mereka sebagai pendidik profesional.
Dalam era perkembangan pendidikan yang semakin pesat, pengajaran reflektif menjadi hal yang penting untuk diterapkan. Dengan cara ini, guru dapat terus memperbaiki dan meningkatkan metode pengajaran mereka agar lebih relevan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan peserta didik. Melalui upaya kolaborasi antara universitas, tim pengabdian, dan para guru, diharapkan pendidikan di Sukoharjo dapat terus maju dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan generasi penerus pendidikan.
Tinggalkan Balasan