Universitas Muhammadiyah Jember kembali menghadirkan inovasi di bidang teknologi industri pertanian melalui karya Danang Kumara Hadi, STP, MT, seorang dosen muda dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian. Danang telah mengembangkan alat modern berbasis Frequency Modulated Continuous Wave (FMWC) atau Gelombang Kontinu Termodulasi Frekuensi, yang diharapkan siap diuji coba pada akhir tahun ini.
“Saat ini, kami masih dalam tahap persiapan alat, termasuk kebutuhan tool dan sensor,” ujar Danang pada 29 Agustus. Saat ini, Danang sedang menempuh studi S3 di Ibaraki University, Jepang, dan bekerja sama dengan tim peneliti di sana untuk memastikan semua komponen yang diperlukan tersedia sebelum memulai uji coba.
Rencana uji coba alat ini akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember. Danang menjelaskan bahwa alat ini memiliki kemampuan mendeteksi tingkat aktivitas air, kadar air, dan kelembaban bahan dalam industri pertanian dengan akurasi tinggi. “Akurasi alat ini akan sangat bergantung pada data training dan data uji yang diperoleh,” jelasnya.
Untuk memastikan keandalan alat, Danang menekankan pentingnya pengumpulan data dalam jumlah besar. Meskipun perkembangan alat ini sudah cukup signifikan, Danang yang fokus disertasinya pada Teknologi Informasi Agroindustri, mengakui bahwa rincian biaya pengembangan belum sepenuhnya dihitung. Namun, ia merasa sangat terbantu oleh dukungan dari rekan-rekannya di Jepang yang terlibat dalam penelitian ini.
Selain data, Danang juga mempertimbangkan aspek jarak kedalaman sensor dari produk tekstil atau air yang diuji, sebagai elemen penting dalam pengukuran menggunakan teknologi FMWC ini. “Kami berharap inovasi ini dapat mendorong industri pertanian di Indonesia menjadi lebih modern dan efisien dalam pengelolaan serta pemantauan kualitas bahan,” tutup Danang.
Dengan adanya teknologi ini, diharapkan industri pertanian Indonesia dapat semakin maju dan mampu meningkatkan efisiensi serta akurasi dalam proses produksi dan penyimpanan hasil pertanian.
Tinggalkan Balasan