Jakarta – Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dalam dunia pendidikan, namun tidak dapat menggantikan peran dosen sebagai pendidik dan pembimbing karakter. Hal ini menjadi sorotan utama dalam seminar internasional bertajuk AI in Education: Striking a Balance Between Innovation and the Human Touch, yang digelar oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mercu Buana (UMB), Rabu (16/7/2025).

Ketua Program Studi Manajemen S1 FEB UMB, Dudi Permana, menegaskan bahwa AI harus dilihat sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti manusia. “Penting untuk memastikan manusia tetap menjadi pengendali teknologi, bukan dikendalikan olehnya,” ujarnya.

Seminar ini diikuti ratusan mahasiswa secara daring dan luring, serta menghadirkan empat narasumber dari dalam dan luar negeri, yakni Zairil (dosen UMB), Guruprasad Sushant Shetty (India), Alexander Nayoan (Dean of Artotel Group Learning Center), dan Arnastya Iswara Sanantagrha (dosen Binus University).

Zairil memaparkan bahwa AI dapat mendukung sistem pembelajaran adaptif yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa melalui learning analytics. Sementara itu, Alexander Nayoan mengingatkan bahwa peran dosen dalam menanamkan nilai dan membentuk soft skills seperti empati serta komunikasi tetap tak tergantikan.

Arnastya Iswara menyoroti sisi kritis AI dalam dunia pendidikan, seraya menekankan peran guru sebagai penjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam proses pembelajaran. Ia juga mendemonstrasikan simulasi AI sebagai alat bantu pembelajaran yang memiliki batasan tertentu.

Dudi Permana menutup seminar dengan menegaskan komitmen UMB untuk terus mendorong inovasi digital yang tetap berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan