
GRESIK – Pengembangan karir dosen tidak hanya bergantung pada kompetensi akademik, tetapi juga pada kemampuan mengelola diri secara sistematis. Salah satu pendekatan yang dinilai efektif adalah POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), konsep manajemen yang diperkenalkan George R. Terry pada 1977 dan masih relevan diterapkan di dunia pendidikan tinggi.
Muchsin Zuhad Al’asqolaini, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi NU Trate Gresik, menjelaskan bahwa POAC dapat menjadi kerangka kerja dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja dosen, mulai dari jenjang Asisten Ahli hingga Guru Besar.
Tahap pertama, perencanaan (planning), menuntut dosen menetapkan target karir secara spesifik, terukur, realistis, relevan, dan berbatas waktu (SMART). Misalnya, menargetkan jabatan Lektor Kepala dalam 8–10 tahun, dengan strategi publikasi, pelaporan kinerja, dan pemenuhan angka kredit sesuai ketentuan Kemendiktisaintek.
Kedua, pengorganisasian (organizing), mencakup pengelolaan sumber daya seperti waktu, jaringan kolaborasi, dan fasilitas kampus. Dosen perlu mengatur jadwal mengajar, membentuk kelompok riset, serta memanfaatkan pelatihan yang disediakan institusi.
Ketiga, pelaksanaan (actuating), adalah menjalankan seluruh agenda akademik, mulai dari pengajaran, penelitian, publikasi, hingga pengabdian masyarakat. Konsistensi menulis, berkolaborasi, dan memanfaatkan teknologi pembelajaran menjadi faktor kunci.
Tahap terakhir, pengawasan (controlling), dilakukan melalui evaluasi berkala terhadap pencapaian target. Jika hasil belum sesuai, strategi perlu disesuaikan agar kinerja tridharma tetap optimal.
Menurut Muchsin, keempat fungsi POAC saling berkaitan dan perlu diintegrasikan tidak hanya secara personal oleh dosen, tetapi juga dengan dukungan program studi dan institusi. “Kesuksesan karir dosen bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan yang cermat dan pengelolaan diri yang konsisten,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan