Medan – Pemerintah terus mendorong pemerataan kualitas pendidikan tinggi di seluruh Indonesia melalui Program Pra-Doktoral yang menyasar dosen dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Program afirmatif ini disosialisasikan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara pada Selasa (15/7/2025) di Medan.

Kepala LLDikti Wilayah I Sumatera Utara, Prof. Saiful Anwar Matondang, menjelaskan bahwa program ini bertujuan memberikan kemudahan akses beasiswa S3 bagi dosen dari wilayah 3T seperti Nias, Nias Selatan, Mandailing Natal, Langkat, dan Dairi.

“Masih sangat sedikit dosen dari wilayah 3T yang memiliki gelar doktor. Program ini dirancang agar mereka bisa melanjutkan studi dengan syarat yang lebih fleksibel,” ujar Prof. Saiful.

Beberapa keringanan yang diberikan dalam program ini antara lain skor TOEFL tidak harus mencapai 550 dan IPK magister tidak wajib di atas 3,0. Selain itu, peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan beasiswa penuh mencakup biaya kuliah enam semester, uang saku, dana buku, serta biaya penelitian.

Para penerima beasiswa akan diarahkan untuk mendaftar ke berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti IPB, ITB, USU, dan Universitas Andalas. Setelah menyelesaikan studi doktoral, mereka diwajibkan kembali mengabdi di kampus asal selama lima tahun.

“Langkah ini bukan hanya tentang peningkatan individu, tetapi juga bentuk keadilan sosial dan investasi untuk memajukan daerah 3T melalui penguatan sumber daya manusianya,” tegas Prof. Saiful.

Program Pra-Doktoral ini diharapkan menjadi solusi atas ketimpangan jumlah dosen bergelar doktor antar wilayah, sekaligus memperkuat mutu pendidikan tinggi secara nasional.