Angka kematian ibu di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data yang ada, jumlah kematian ibu di NTT mencapai 149 kasus pada tahun 2020 dan meningkat menjadi 184 kasus pada tahun 2021. Penyebab utama kematian ibu pada tahun 2020 adalah perdarahan (61 kasus), diikuti oleh Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) (24 kasus), infeksi (6 kasus), dan penyebab lainnya sebanyak 58 kasus.
Menanggapi situasi ini, Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Pelatihan Deteksi Dini Preeklampsia di Aula Abdi Manggarai Timur (AMT), NTT, pada 22-23 Agustus 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi nyata terhadap tingginya angka kematian ibu di wilayah tersebut.
Dosen Kebidanan UNAIR, Ivon Diah Wittiarika, S.Keb, Bd, M.Kes, menjelaskan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bidan dalam mendeteksi preeklampsia secara dini. “Bidan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak memiliki peran krusial dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Melalui pelatihan ini, diharapkan bidan mampu menatalaksana preeklampsia lebih awal sehingga mencegah komplikasi serius,” jelas Ivon.
Persiapan pelatihan ini memakan waktu sekitar dua bulan, melibatkan koordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur dan perizinan dari BAKESBANGPOLINMAS setempat untuk memastikan kelancaran pelaksanaan acara. “Persiapan yang matang ini menjadi kunci untuk memastikan pelatihan berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif bagi para peserta,” tambah Ivon.
Pelatihan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk 40 bidan dari 29 puskesmas di Manggarai Timur. Dalam pelatihan dua hari tersebut, para bidan menerima materi mengenai deteksi dini preeklampsia, simulasi pelaksanaan, serta pembelajaran penggunaan partograf dan cara pengisiannya. Setelah pelatihan, bidan diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang didapat di puskesmas masing-masing dan mendokumentasikan penerapannya melalui laporan dan video.
“Kami berharap pelatihan ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi angka kematian ibu di Kabupaten Manggarai Timur dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah ini,” ungkap Ivon. Dengan upaya ini, diharapkan tercipta perubahan positif yang berkelanjutan dalam penanganan kesehatan ibu di NTT.
Tinggalkan Balasan