Balai Besar Guru Penggerak Daerah Istimewa Yogyakarta (BBGP DIY) menggelar Orientasi Kunjungan Lapangan Program Sekolah Penggerak dan Pemutahiran Data PTK Provinsi DKI Jakarta pada Selasa, 3 Oktober 2023, di Novotel Mangga Dua Square. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan Fasilitator Program Sekolah Penggerak Angkatan 1, 2, dan 3, yang bertujuan mewujudkan visi Pendidikan Indonesia untuk kemajuan bangsa.

Fokus utama Program Sekolah Penggerak adalah peningkatan kualitas pembelajaran siswa, melibatkan aspek kemampuan seperti membaca dan berhitung, serta pengembangan kepribadian. Dalam kegiatan ini, Dr. Adi Wijaya, Kepala BBGP DIY, dan Frida Nurcahayani, Ketua Tim Kerja Transformasi Sekolah Penggerak, menjadi narasumber. Turut hadir pula Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) Angkatan 1, 2, dan 3 dari Universitas BSI, seperti Dra. Maria Lapriska Dian Ela Revita, Pramelani, Enok Tuti Alawiah, Rawit Sartika, dan Dr. Baiatun Nisa.

Frida Nurcahayani, dalam perannya sebagai Ketua Tim Kerja Transformasi Sekolah Penggerak, memberikan penjelasan teknis tentang pendampingan, evaluasi kinerja FSP, dan panduan kunjungan lapangan. Fokus kunjungan lapangan melibatkan aspek proses pembelajaran, pembangunan hubungan, observasi kondisi sekolah, termasuk kepemimpinan, komunitas belajar, pengimbasan, praktik baik, dan kendala.

Dalam keterangan tertulis, Frida menyatakan bahwa kegiatan orientasi kunjungan lapangan adalah bagian dari serangkaian kegiatan pendampingan yang akan berlangsung hingga 28 November 2023.

Dra. Maria Lapriska Dian Ela Revita, seorang dosen dari Universitas BSI yang terlibat dalam Program Sekolah Penggerak, menjelaskan bahwa sebanyak 14 dosen dari Universitas BSI menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak di berbagai wilayah, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat.

“Dukungan penuh dari Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas BSI membuat aktivitas dosen di luar kampus ini menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) 3 Perguruan Tinggi, menjadi landasan transformasi Pendidikan Tinggi,” tegas Dra. Maria Lapriska Dian Ela Revita.