Site icon Berita Dosen

Wabah PMK Melanda Jawa Timur, 800 Hewan Ternak Terjangkit: Dosen UM Surabaya Beberkan Penyebab

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menyerang wilayah Jawa Timur, dengan lebih dari 800 hewan ternak dilaporkan terinfeksi di berbagai kabupaten dan kota. Penyakit yang sangat menular ini menjadi perhatian serius bagi sektor peternakan di daerah tersebut.

Nur Hidayatullah Romadhon, Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, menjelaskan bahwa PMK disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Picornaviridae, yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Gejala dan Penyebab Utama
“Gejala utama PMK meliputi demam tinggi, munculnya lepuh di area mulut dan kaki yang membuat hewan kesulitan makan dan berjalan, serta penurunan produksi susu pada hewan perah,” ungkap Hidayat, Jumat (3/1/2025).

Menurutnya, peningkatan kasus PMK di Jawa Timur pada Desember 2024 dipengaruhi oleh kondisi pancaroba. Berdasarkan pengalaman wabah serupa pada tahun 2022, Hidayat menyebut bahwa penyebaran PMK sangat cepat, salah satunya karena kurangnya langkah pencegahan dari peternak.

Faktor Penyebaran PMK
Hidayat menyoroti beberapa penyebab utama penyebaran virus PMK:

  1. Biosekuriti yang Terabaikan
    Peternak seringkali tidak melakukan disinfeksi kandang, peralatan, dan kendaraan pengangkut ternak, sehingga virus menyebar dengan mudah.
  2. Kurangnya Pelaporan Kasus
    Hewan yang terinfeksi sering tidak dilaporkan ke Dinas Peternakan, baik karena kekhawatiran kehilangan penghasilan maupun kurangnya kesadaran tentang pentingnya pelaporan dini.
  3. Lalu Lintas Ternak yang Tidak Diawasi
    Perpindahan hewan antar daerah tanpa pengawasan turut mempercepat penyebaran wabah.
  4. Rendahnya Tingkat Vaksinasi
    Keterbatasan biaya dan kurangnya informasi menyebabkan banyak peternak mengabaikan pentingnya vaksinasi rutin.
  5. Nutrisi yang Tidak Memadai
    Hewan dengan daya tahan tubuh rendah lebih rentan terhadap infeksi, terutama di masa pancaroba.

Dampak dan Upaya Pengendalian
Hidayat menegaskan bahwa wabah PMK memberikan dampak besar pada sektor peternakan, baik dari segi kerugian ekonomi maupun penurunan produktivitas jangka panjang. Minimnya edukasi dan pendampingan menyebabkan peternak tidak dapat mendeteksi gejala awal atau menerapkan langkah pencegahan yang efektif.

Ia menekankan pentingnya vaksinasi massal, peningkatan biosekuriti, dan edukasi yang lebih intensif bagi peternak untuk mengatasi wabah ini. Selain itu, penelitian terhadap vaksin yang lebih efektif dan metode pengendalian yang efisien juga perlu menjadi prioritas.

“Kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan peternak sangat penting untuk mencegah penyebaran PMK di masa mendatang. Langkah ini tidak hanya melindungi sektor peternakan, tetapi juga perekonomian daerah yang bergantung pada industri ini,” tutupnya.

Exit mobile version