Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melakukan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan sumur resapan serta lubang biopori di Desa Sukoharjo III Barat, Kabupaten Pringsewu. Kegiatan ini dipimpin oleh Mutiara Fajar, S.T., M.T., dan melibatkan 30 peserta, termasuk dosen dan mahasiswa ITERA.
Anggota tim dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Resarizki Utami, S.T., M.Si., Nabila Putriyandri Alifa, S.T., M.Sc., Nurul Mawaddah, S.T., M.T., dan Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si., serta empat mahasiswa ITERA. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa turut berperan sebagai panduan dalam demonstrasi pembuatan lubang biopori kepada warga, sebagai bentuk aplikasi praktis dari teori yang mereka pelajari.
Mutiara Fajar, S.T., M.T., selaku ketua tim, menjelaskan bahwa sumur resapan dan lubang biopori merupakan strategi konservasi air tanah yang dapat dilakukan baik secara komunal maupun rumah tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air tanah di daerah tersebut, mengingat mayoritas warga setempat menggunakan air sumur sebagai sumber air sehari-hari.
Konservasi tanah memiliki dampak positif dalam jangka panjang, seperti peningkatan cadangan air tanah yang bermanfaat saat musim kemarau. Dengan melakukan konservasi air tanah, kita seolah menabung air untuk masa depan. Selain itu, konservasi air tanah juga membantu dalam meningkatkan daerah resapan air dan membantu mengatasi genangan air di daerah yang tergenang.
Pembuatan sumur resapan mirip dengan sumur konvensional, dengan perbedaan lokasi yang dipilih harus memiliki muka air tanah yang cukup dalam. Sumur resapan juga dilengkapi dengan lapisan ijuk dan bebatuan di dasarnya, yang berfungsi sebagai filter air dan media penyerap. Adapun lubang biopori, memiliki konsep yang serupa dengan sumur resapan namun lebih sederhana dan bisa diterapkan di lingkungan rumah, terutama di bawah pepohonan. Lubang biopori menggunakan pipa paralon (PVC) dengan diameter 4 inci dan kedalaman 1 meter. Pipa tersebut diisi dengan sampah organik untuk pengomposan.
Desa Sukoharjo III Barat dipilih sebagai lokasi kegiatan karena mayoritas warganya menggunakan air tanah dan terdapat genangan air saat musim hujan. Dengan adanya sumur resapan dan lubang biopori, diharapkan cadangan air tanah dapat terisi kembali.
Mutiara menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pengaplikasian teori di perkuliahan ke dalam praktik lapangan, serta melibatkan masyarakat secara aktif. Peserta kegiatan juga menunjukkan antusiasme, terutama saat demonstrasi pembuatan lubang biopori. Mereka yang awalnya tidak mengetahui tentang sumur resapan dan lubang biopori menjadi tertarik untuk menerapkannya di rumah masing-masing.