Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Amruddin, S.Pt, M.Pd, M.Si, menjadi salah satu narasumber dalam acara Join Lecture yang membahas Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi. Acara ini diadakan oleh Prodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa, 13 Juni 2023, melalui aplikasi Zoom.
Dalam acara tersebut, Dr. Amruddin berbagi panggung dengan pembicara lainnya, yaitu Zuhud Rozaki, Ph.D (UMY), Dr. Ema Hilma Meilani (Universitas Muhammadiyah Sukabumi), dan Dr. Edi Efrita (Universitas Muhammadiyah Bengkulu).
Dr. Amruddin, yang memiliki latar belakang pendidikan S2 dan S3 di bidang Sosiologi dari Universitas Negeri Makassar, menyampaikan materi dengan judul “Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi (Konsolidasi Siaga)”.
Dalam paparannya, Dr. Amruddin menjelaskan bahwa sosiologi pertanian mulai dikenal di Indonesia melalui buku “Sosiologi Pertanian” yang disunting oleh Ulrich Placnk dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1989 oleh Yayasan Obor Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Kerjasama Ilmiah di Tubingen, Jerman. Buku tersebut mengangkat lima tema utama dalam sosiologi pertanian, yaitu UU Pertanian, Struktur Pertanian, Bentuk Organisasi Pertanian, Usaha Pertanian, dan Masalah Sosial Pertanian.
Dr. Amruddin melanjutkan dengan menjelaskan pandangan dua sosiolog terkenal, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, yang menyatakan bahwa sosiologi mempelajari Struktur Sosial dan Proses-Proses Sosial, termasuk Perubahan Sosial. Dalam pandangan mereka, sosiologi memiliki peran penting dalam memahami tatanan sosial.
Dr. Amruddin juga memaparkan hasil temuannya pada tahun 2001 mengenai Modernisasi Pertanian yang menyebabkan perubahan sosial di pedesaan. Dalam era disrupsi ini, Dr. Amruddin menggambarkan bagaimana perubahan tersebut terjadi. Disrupsi dianggap sebagai ancaman terhadap tatanan sosial oleh sebagian pihak, sementara pihak lain melihatnya sebagai peluang inovasi yang menguntungkan.
Selain itu, Dr. Amruddin juga memperkenalkan temuan terbarunya tentang fenomena deprivasi sosial-ekonomi di desa perbatasan kota. Fenomena ini mengakibatkan penyempitan lahan, masalah lingkungan, tergerusnya solidaritas sosial, serta munculnya kelompok elit dan pemilik modal. Terkait dengan tema utama sosiologi pertanian, Dr. Amruddin memperkenalkan konsep “Siaga Kebijakan,” “Siaga Solidaritas,” “Siaga Masyarakat Tani,” dan “Siaga Pemenuhan Nafkah” sebagai upaya untuk mengatasi tantangan dalam pertanian.
Sebagai mantan Ketua Program Studi Agribisnis (2014-2018), Dr. Amruddin menyimpulkan bahwa di era disrupsi, masyarakat pertanian menghadapi tantangan dan peluang yang perlu mereka hadapi dengan baik.