Site icon Berita Dosen

Krisis Keuangan Universitas Bandung: Gaji Dosen 7 Bulan Tertunda, Pembelajaran Mahasiswa Terganggu

Universitas Bandung tengah menghadapi krisis keuangan serius yang telah berlangsung sejak pertengahan 2024. Kondisi ini menyebabkan dosen dan staf tidak menerima gaji selama tujuh bulan terakhir, berdampak langsung pada proses pembelajaran mahasiswa.

Mahasiswa Khawatir Tidak Bisa Lulus Tepat Waktu
Zen (bukan nama sebenarnya), mahasiswa semester 5 Program D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia mengaku khawatir tidak dapat menyelesaikan studinya tepat waktu akibat terganggunya proses perkuliahan.

“Takutnya saya tidak bisa lulus tahun ini. Beberapa teman sudah pindah ke kampus lain demi bisa menyelesaikan studi tepat waktu,” ujarnya, Minggu (5/1).

Zen menjelaskan, dari 10 mata kuliah yang diambilnya, hanya dua kali pertemuan tatap muka yang berlangsung sejak awal semester pada Oktober 2024. Sisanya, hanya diberikan tugas dan daftar absensi, tanpa bimbingan intensif.

“Mata kuliah seperti metodologi penelitian dan coding penyakit sangat terganggu. Padahal itu penting untuk pekerjaan nanti,” tambahnya.

Dosen Tetap Berusaha Mengajar di Tengah Krisis
Meskipun sebagian dosen memilih berhenti mengajar, beberapa masih berusaha melanjutkan pembelajaran, terutama untuk kelas tatap muka pada mata kuliah tertentu.

“Desember lalu masih ada beberapa kelas yang dilakukan secara offline karena dosennya kasihan kepada kami, mahasiswa reguler,” ungkap Zen.

Riki Hardiansyah, Staf Operator Administrasi Universitas Bandung, membenarkan bahwa krisis keuangan ini menghambat kegiatan belajar-mengajar. Namun, ia menyebutkan bahwa sebagian dosen dan staf tetap bertahan demi tanggung jawab kepada mahasiswa.

“Kami sepakat untuk tetap menyelesaikan tugas hingga akhir semester, meskipun situasinya sulit,” ujar Riki.

Krisis Keuangan Dipicu Kasus Korupsi Dana PIP
Masalah keuangan di Universitas Bandung bermula dari kasus korupsi Program Indonesia Pintar (PIP) yang melibatkan mantan rektor, BR. Kasus ini menyebabkan penutupan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan hilangnya pendapatan dari sekitar 2.000 mahasiswa.

Kejaksaan Negeri Kota Bandung menetapkan BR bersama dua tersangka lainnya, UR dan YS, sebagai pelaku korupsi pada November 2024. Akibatnya, kini hanya tersisa sekitar 300 mahasiswa, sehingga pendapatan kampus tidak mencukupi untuk membayar gaji 64 dosen dan staf.

Upaya Pemulihan Universitas Bandung
Ketua Yayasan Bina Administrasi (YBA), Uce Karna Suganda, menyatakan pihaknya sedang berupaya mencari solusi, termasuk menjual aset kampus, membuka program studi baru, dan mencari investor.

Audiensi antara pihak yayasan, staf, mahasiswa, dan orang tua dijadwalkan pada Senin, 6 Januari 2025, di Kampus 2 Universitas Bandung. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas keterlambatan pembayaran gaji serta solusi jangka panjang bagi kampus.

“Kami berharap audiensi ini dapat menghasilkan solusi konkret untuk memulihkan situasi,” pungkas Riki.

Exit mobile version