Lukisan karya Yos Suprapto menciptakan perdebatan hangat di penghujung 2024. Tidak hanya menampilkan nilai estetis, karya ini dinilai penuh dengan pesan politik, sebagaimana diungkapkan oleh Dosen Seni Rupa ISI Yogyakarta, Deni Junaedi, melalui kanal YouTube Painting Explorer.
Seni dan Politik yang Beririsan
Menurut Deni, setiap karya seni memiliki nilai estetis, yang terbagi menjadi dua kategori:
- Nilai Estetis Independen: Tidak dipengaruhi oleh norma etis, agama, atau budaya tertentu.
- Nilai Estetis Dependen: Memiliki keterkaitan dengan nilai lain, seperti politik atau sosial.
Deni menekankan bahwa dalam konteks seni, keterkaitan dengan politik adalah hal yang tidak terelakkan, terutama pada karya-karya Yos Suprapto yang memuat elemen politik praktis di Indonesia.
Lukisan Sarat Kontroversi
Beberapa lukisan Yos Suprapto yang menjadi sorotan di antaranya:
- Konoha 1
Menampilkan sosok mirip Presiden Jokowi dalam pose raja Jawa dengan simbolisme seperti mata satu di tengah (sering dikaitkan dengan dajjal), tentara bersenjata, dan rakyat kecil yang diinjak. Karya ini menggambarkan ketimpangan kekuasaan dan rakyat. - Niscaya
Menggambarkan seorang petani yang menyuapi pejabat gemuk berseragam formal. Lukisan ini dianggap sebagai kritik sosial terhadap kondisi Indonesia, di mana petani menjadi tulang punggung para pejabat. - 2019
Menampilkan pria mirip Jokowi bersama banteng merah, simbol PDIP, dengan mata satu yang kembali mencerminkan simbolisme politik. - Sukosrono
Mengilustrasikan pembangunan IKN yang dianggap terlalu cepat, dengan pesan tersirat tentang proses yang terkesan instan.
Respons Seniman dan Publik
Menurut Deni, lukisan-lukisan Yos memicu reaksi beragam di kalangan seniman dan masyarakat. Mereka yang mendukung Jokowi cenderung merasa terganggu, sementara pihak yang berseberangan justru mengapresiasi keberanian karya tersebut.
“Seniman Yogyakarta dulunya mendukung Jokowi, namun mulai terpecah sejak kasus pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Hal ini mencerminkan perpecahan dalam komunitas seni terkait isu politik,” ujar Deni.
Kritik Sosial dalam Seni
Karya-karya Yos Suprapto menjadi medium kritik sosial yang mengangkat isu ketimpangan dan kondisi politik di Indonesia. Dengan simbolisme yang tajam, lukisan-lukisan ini memaksa publik untuk merenungkan realitas sosial dan politik bangsa.