
SEMARANG – Mochammad Ariyanto, PhD, dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Diponegoro (UNDIP), mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional dengan mengembangkan robot hibrida berbasis serangga (cyborg insects). Teknologi ini dirancang untuk membantu misi pencarian dan penyelamatan korban bencana di daerah perkotaan yang sulit dijangkau manusia.
Penelitian inovatif ini merupakan hasil kolaborasi dengan ilmuwan Jepang dan didanai oleh Moonshot R&D, program riset bergengsi di Negeri Sakura. Selain itu, temuannya juga telah dipublikasikan di Soft Robotics, salah satu jurnal ternama dunia di bidang robotika lunak (soft robotics).
Perjalanan Akademik dan Penghargaan Internasional
Mochammad Ariyanto, PhD, menyelesaikan studi Sarjana Teknik (2010) dan Magister Teknik (2013) di UNDIP sebelum melanjutkan program doktoral di Osaka University, Jepang, salah satu universitas terbaik dunia yang menduduki peringkat 86 QS World University Rankings.
Saat berada di Jepang, ia dipercaya menjadi penyelenggara sekaligus pembicara utama (keynote speaker) dalam konferensi IEEE Conference on Cyborg and Bionics di Nagoya. Dalam forum yang dihadiri ilmuwan dari universitas ternama seperti MIT (USA), University of Tokyo (Jepang), dan TU Muenchen (Jerman), Ariyanto meraih Best Presentation Award, menegaskan kualitas risetnya di panggung global.
Robot Serangga untuk Penyelamatan Korban Bencana
Sebagaimana dilaporkan Asia Research News, robot serangga sibernetik yang dikembangkan Ariyanto memiliki dua sistem navigasi canggih yang memungkinkannya bermanuver di lingkungan kompleks. Teknologi ini menawarkan peningkatan signifikan dibandingkan penelitian sebelumnya yang hanya memungkinkan pergerakan di permukaan datar.
Serangga sibernetik ini dirancang untuk:
- Menginspeksi lokasi pasca-bencana yang berbahaya bagi manusia.
- Menjelajahi area sempit, seperti pipa dan reruntuhan bangunan.
- Beroperasi di lingkungan ekstrem, termasuk daerah dengan kadar oksigen rendah, bawah laut, hingga eksplorasi luar angkasa.
- Mengakses situs warisan budaya yang sensitif tanpa merusak struktur bersejarah.
Saat ini, robot serangga ini telah berhasil diuji di laboratorium dengan berbagai jenis medan, termasuk permukaan berbatu dan berpasir, serta mampu melakukan navigasi yang presisi untuk keperluan eksplorasi dan pengintaian di lokasi bencana.
Temuan ini mendapat perhatian luas dari komunitas ilmiah, terbukti dengan lebih dari 20 media internasional, termasuk NHK Jepang, yang memberitakan inovasi Ariyanto.
Potensi Pengembangan di Indonesia
Meski awalnya dikembangkan untuk kebutuhan Jepang yang rawan gempa, Ariyanto melihat peluang besar untuk mengadaptasi teknologi ini di Indonesia—negara yang juga kerap menghadapi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.
Tak hanya berhenti di robot serangga, ia juga berencana mengembangkan teknologi robot hibrida pada burung dan ikan untuk berbagai keperluan lainnya. Selain itu, Ariyanto juga ingin mengeksplorasi robotika manusia seperti tangan bionik dan eksoskeleton, yang berpotensi besar membantu pasien disabilitas maupun pekerja di industri berat.
Kerja Sama UNDIP dan Osaka University
Keberhasilan Mochammad Ariyanto membuka peluang lebih luas bagi kolaborasi internasional antara UNDIP dan Osaka University. Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si, mengapresiasi pencapaian ini, menegaskan bahwa inovasi Ariyanto sejalan dengan visi “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat” dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat.
“Kami terus mendukung riset-riset unggulan yang tidak hanya menjawab tantangan global, tetapi juga memberikan manfaat bagi Indonesia. Harapannya, temuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut di UNDIP dan diterapkan secara luas di masyarakat,” ujar Suharnomo.
Senada dengan itu, Wakil Rektor IV, Wijayanto, Ph.D., menegaskan bahwa kolaborasi ini membuktikan bahwa ilmuwan Indonesia mampu bersanding dengan peneliti dunia. UNDIP berkomitmen untuk terus mendorong inovasi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat, termasuk dalam mitigasi bencana dan teknologi robotika.
“Kami bangga atas pencapaian Dr. Mochammad Ariyanto. Inovasinya tidak hanya diakui di komunitas ilmiah global, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menyelamatkan nyawa manusia,” tambahnya.
Kembali ke tanah air setelah ditawari posisi dosen tetap di Osaka University, Ariyanto memilih untuk mengabdi dan mengembangkan risetnya di Indonesia. Namun, ia tetap menjalin hubungan akademik dengan Osaka University sebagai profesor tamu hingga Januari 2025, memastikan kolaborasi riset tetap berjalan.Keberhasilan ini semakin mengukuhkan UNDIP sebagai institusi akademik berkelas dunia, yang tak hanya berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan global, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi tantangan di Indonesia.